1. Barang
2. Jasa
3. Acara
4. Pengalaman
5. Orang
6. Tempat
7. Properti
8. Organisasi
9. Informasi
10. Ide
2. Klasifikasi Produk
Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah
barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan
rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen
dibedakan menjadi empat jenis :
a)
Convenience goods
Merupakan
barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli),
dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat
kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk
tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
b)
Shopping goods
Barang-barang
yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen
diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga,
pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
c)
Specialty goods
Barang-barang
yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana
sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya
mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan
sebagainya.
d)
Unsought goods
Merupakan
barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui,
tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi
jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.
3. Tingkatan
Produk
Perencanaan
produk ada tiga tingkatan, yaitu :
1. Produk inti ( core product )
Tingkatan
yang paling dasar adalah produk inti. Tingkatan ini menjawab pertanyaan apa
yang benar-benar dibeli oleh konsumen ? produk inti adalah tingkatan yang
paling pertama dan sentral dari suatu produk yang melibatkan penampilan fisik
dari suatu produk, kualitas produk tersebut, serta kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan konsumen, termasuk kegunaan fungsionalnya ( Bradley, 2003 p. 135 ).
2. Produk actual ( actual produk )
Setelah
membangun produk intinya, perusahaan harus membangun produk aktualnya
diberbagai posisi yang dekat dengan produk inti. Produk actual tersebut minimal
mempunyai lima sifat, yaitu :
a. Tingkatan kualitas
b. Fitur
c. Desain
d. Merek
e. Kemasan
3. Produk tambahan ( augmented product )
Perencana
produk juga harus membangun produk tambahan disekitar produk inti dan actual
dengan cara menawarkan layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen.Produk
bukanlah sekedar dari kumpulan fitur berwujud. Konsumen cenderung melihat
produk sebagai paket manfaat yang rumit yang dapat memuaskan kebutuhan mereka.
Ketika merancang produk, para pemasar harus lebih dahulu mengidentifikasikan
kebutuhan inti konsumen yang akan dipenuhi oleh produk tersebut. Kemudian
perencana produk mendesain produk actual dan mencari cara menambah manfaat
produk tersebut untuk menciptakan paket manfaat yang paling memuaskan
konsumennya. ( Kotler & Armstrong, 2003, p. 341 )
Menurut Koter ada lima level produk yang perlu difikirkan oleh pemasar dalam merencanakan tawaran pasar, yaitu ;
Manfaat Inti (core benefit) merupakan level paling dasar, yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibelioleh pelanggan. Contoh untuk restoran produk intinya adalah makanan dan minuman, seorang tamu hotel membeli istrahat atau tidur.
Produk Dasar (basic produk) merupakan level kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar. Jadi untuk sebuah restoran produk aktualnya yang terkait dengan menu makanan / minumannya seperti nasi lauk pauknya (sesuai dengan menu yang ditawarkan). Selain itu ada kursi, piring, gelas, meja, toilet, tempat basuh tangan, an lain-lain. Sedangkan untuk sebuah kamar hotel mencakup tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja rias, meja tulis, dan lemari pakaian.
Pada level ini perusahaan sudah dapat berbeda dengan pesaingnya. Secara umum pemasar bisa mengelola nama merek, kemasan, tingkatan mutu desain atau fitur.
Produk yang Diharapkan(expected product) merupakan level ketiga, yaitu serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika mereka membeli produk tersebut. Misalnya, tamu hotel dapat mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk yang bersih, lampu baca dan ketenangan.
Produk yang ditingkatkan (augmented product), pada level keempat pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan yang melampaui harapan pelanggan. Suatu hotel dapat meningkatkan produknya dengan menyertakan pesawat televisi, bunga segar, chek-in yang cepat, chek-out segera, makanan dan pelayanan kamar yang baik.
Produk Potensial (potential product) pada level kelima yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami produk tersebut di masa depan. Perusahaan secara agresif berbagai cara baru untuk memuaskan pelanggan dan membedakan tawarannya.
Menurut Koter ada lima level produk yang perlu difikirkan oleh pemasar dalam merencanakan tawaran pasar, yaitu ;
Manfaat Inti (core benefit) merupakan level paling dasar, yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibelioleh pelanggan. Contoh untuk restoran produk intinya adalah makanan dan minuman, seorang tamu hotel membeli istrahat atau tidur.
Produk Dasar (basic produk) merupakan level kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar. Jadi untuk sebuah restoran produk aktualnya yang terkait dengan menu makanan / minumannya seperti nasi lauk pauknya (sesuai dengan menu yang ditawarkan). Selain itu ada kursi, piring, gelas, meja, toilet, tempat basuh tangan, an lain-lain. Sedangkan untuk sebuah kamar hotel mencakup tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja rias, meja tulis, dan lemari pakaian.
Pada level ini perusahaan sudah dapat berbeda dengan pesaingnya. Secara umum pemasar bisa mengelola nama merek, kemasan, tingkatan mutu desain atau fitur.
Produk yang Diharapkan(expected product) merupakan level ketiga, yaitu serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika mereka membeli produk tersebut. Misalnya, tamu hotel dapat mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk yang bersih, lampu baca dan ketenangan.
Produk yang ditingkatkan (augmented product), pada level keempat pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan yang melampaui harapan pelanggan. Suatu hotel dapat meningkatkan produknya dengan menyertakan pesawat televisi, bunga segar, chek-in yang cepat, chek-out segera, makanan dan pelayanan kamar yang baik.
Produk Potensial (potential product) pada level kelima yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami produk tersebut di masa depan. Perusahaan secara agresif berbagai cara baru untuk memuaskan pelanggan dan membedakan tawarannya.
No comments:
Post a Comment