Wednesday, 24 April 2013

MELODI HATI YANG BUKAN ILUSI


Lukiskan siluet cinta di hatimu!
Penuh… sepenuh cinta yang kaumiliki.
Susunlah mozaik sayang di jiwamu!
Hingga menyatu bersama cinta itu.

_________________________________________________________________________

Sebagai manusia, tiada yang mampu kita genggam untuk selamanya. Namun kita masih memiliki waktu. Waktu yang menciptakan kesempatan untuk kita. Menggubah kidung kasih dengan untaian nada cinta..
Kita sangat tahu, tiada mungkin memeluk sebuah hal untuk selamanya. Kita pun tahu, jika sang keabadian hanyalah sebuah ilusi yang akan memakan perlahan waktu, bila kita hanya menatap tanpa mengepakkan sayap.
Inginkah kau jika kisah ini menjadi bukan sebuah ilusi yang abadi?
Yang akan kaugenggam dengan tanganmu untuk selamanya. Yang akan kaudekap sampai kaulelah. Yang akan kauhujami dengan jutaan kalimat cinta. Yang akan kausentuh dengan hatimu hingga keletihan membayangi hitam dalam pekatnya malam..
Kasih… sesungguhnya aku hanya ingin seperti ini. Tanpa lelah untuk melangkah menggapai impian kita. Tanpa bisikan-bisikan keegoisan yang melapisi telinga. Tanpa sajian penglihatan yang menghitamkan mata. Tanpa pemikiran yang hanya akan membunuh benih bahagia yang tengah kita tuai di ladang masa depan.
Cukup hanya sebuah keyakinan! Jangan lagi kaukatakan ini hanyalah ilusi!
Mengapa?
Itu hanya akan menghambat bahkan mengecilkan sebuah cinta yang telah tumbuh. Tentu kita tak ingin melenyapkannya. Jadi untuk sementara waktu, tetaplah kau dengan impianmu. Aku pun dengan impianku. Biarkanlah cinta akan menyatukan kita pada suatu saat nanti. Dan aku telah meyakini bila impian kita akan berjumpa di persimpangan jalan, saat kita sama-sama kelelahan atau kita sama-sama telah mampu mengepakkan sayap dan bercahaya..
Karena satu cinta, hanya untuk satu hati. Dan cinta bukanlah sebuah ilusi. Sekali pun masih semu, selama bulan masih menerangi malam dan masih ada pelangi setelah hujan, kesemuan itu perlahan akan menjadi nyata. Tinggal bagaimana sebuah kekuatan dapat kita gubah demi kesanggupan untuk bertahan..

______________________________________________________________

Dan sampai di batas waktu ini, kumohon kau akan memahami sikap yang mungkin adalah keegoisan seperti yang pernah kaukatakan. Namun sesungguhnya sikap itu hanyalah sebuah kekuatanku untuk bertahan. Seperti kau yang tetap pada sikapmu, yang kuyakini juga sebagai kekuatanmu untuk bertahan..

“Aku mencintaimu… selama waktu mencintai kehidupannya.”

No comments:

Post a Comment

Popular Posts