Monday, 12 December 2016

INI PENGALAMANKU MEMBUAT PASPOR DI PALEMBANG


Bulan Oktober lalu, akhirnya aku mendatangi Kantor Imigrasi Kelas I Palembang, yang beralamat di Jalan Pangeran Ratu, arah ke Pasar Induk Jakabaring. Sebenarnya sudah lama aku ingin membuat paspor. Bukan berarti sudah mau pergi menjelajah negeri luar, namun untuk berjaga-jaga saja siapa tahu tiba-tiba aku dapat jalan-jalan gratis. Soalnya tabunganku belum cukup untuk jalan-jalan ke luar negeri. :D

Allah kembali memberikan rezekinya lewat hobi menulisku. Kali ini adalah sebuah rezeki besar yang tak pernah kuduga sebelumnya. Tiga bulan yang lalu (Bulan September), aku iseng mengikuti Program Sunsilk Holiday yang diadakan oleh Sunsilk Hijab. Kompetisi tersebut cukup mudah diikuti. Beli shampo sunsilk hijab 170ml dan conditionernya, lalu submit tulisan tentang impian, itu saja. Aku langsung ikut karena hadiahnya begitu menggiurkan. Holiday to Dubai! Bersama Laudya Cynthia Bella lagi! :D

Dan begitulah, aku berada di Kantor Imigrasi untuk mempersiapkan paspor. Saat membuat paspor itu aku belum tahu jadi salah satu pemenang atau tidak. Soalnya dari pihak sunsilk yang menelponku itu mengatakan kalau aku masuk sepuluh kandidat terpilih. Jadi tinggal menggugurkan empat peserta saja, karena yang dipilih hanya enam peserta. Walau memang nantinya aku tak terpilih, setidaknya aku sudah memiliki paspor. Hehe....

Jumat pagi, sekitar pukul 7.30 lewat beberapa menit, aku sudah tiba di Kantor Imigrasi Kelas 1 Palembang. Sebelumnya aku sudah membaca cara membuat paspor di internet. Ada dua cara, yaitu membuat paspor lewat online atau langsung membuat paspor di kantor imigrasi. 

Membuat paspor via online artinya kita mengisi formulir secara online. Setelah mengisi formulir tersebut, kita bisa langsung melakukan pembayaran dan memilih sendiri waktu ke kantor imigrasi untuk difoto dan wawancara. Sedangkan cara yang ke dua, kita mengisi formulir langsung di tempat, lalu mengantri dan mengikuti tahapan sesuai prosedur.

Aku memilih cara ke dua. Sebenarnya lebih praktis cara pertama, karena kita tidak mengantri lagi saat menyerahkan formulir. Akan tetapi, saat itu ada sebuah kesalahpahaman jadinya aku memutuskan tidak memakai cara online. Untuk teman-teman yang akan membuat paspor, sebaiknya via online saja ya, agar waktu mengantrinya lebih singkat.

Pertama kali, kita harus mengambil nomor antrian. Sangat tidak kusangka, orang yang mau membuat paspor ternyata banyak sekali. Waktu itu, aku sudah mendapat nomor antrian 60an (63 kalau tidak salah ingat). Bayangkan, padahal belum jam delapan pagi loh. Ternyata eh ternyata, setelah ngobrol dengan seorang ibu-ibu, orang yang mengantri itu sudah mengambil nomor antrian sejak jam setengah enam pagi. Aku bertanya kok bisa dari jam setengah enam, bukannya kantor baru buka jam setengah delapan. Ibu itu menjelaskan jika si satpam yang sudah siap di kantor, bisa mengambilkan nomor antrian. Ooh, seperti itu. Aku mengangguk-anggukkan kepala saja.


Selanjutnya setelah mendapatkan formulir yang kuambil di tempat terpisah, di luar ruangan kantor, aku kembali ke dalam kantor dan mengisi formulir tersebut. Oh iya, sebelum ke kantor imigrasi, siapkan sebuah materai, lem dan pena. Dan berkas-berkas yang harus dipersiapkan adalah ijazah asli, akta kelahiran asli, KTP asli dan Kartu Keluarga asli. Jangan lupa bawa fotocopy berkas-berkas tersebut sebanyak dua rangkap. Fotocopy-nya di kertas A4 semua dan untuk fotocopy KTP, dibiarkan selembar A4, jangan dipotong kecil.


Di dalam formulir, kita akan diberi pilihan untuk membuat paspor 24 halaman atau 48 halaman. Paspor 24 halaman biayanya kalau tidak salah yang tertera di formulir adalah Rp180.000 sedangkan paspor 48 halaman biayanya Rp355.000. Aku memilih paspor 48 halaman dengan pertimbangan tertentu.

Ketika nomor antrian dipanggil, aku langsung menyerahkan formulir yang sudah ditandatangani dan ditempel materai bersama berkas-berkas persyaratan. Petugasnya sempat bertanya aku mau pergi ke mana. Aku jawab saja ke Dubai. Dalam hati aku berkata, "Doakan ya, Mbak!" :D


Selesai pemeriksaan berkas dan formulir, aku diberi map berisi formulir tadi dan kembali diberi nomor antrian. Setelah ini aku akan masuk ke sebuah ruangan untuk difoto dan wawancara. Saat difoto, kacamata harus dilepas. Sambil mengisi data di komputer, petugasnya sambil bertanya ke kita. Mungkin ini yang disebut wawancara. Pertanyaannya hanya mau ke negara mana dan tujuannya apa. Dan tetap kujawab ke Dubai sambil di dalam hati berkata, "Doakan ya, Mas!" :D


Selesai dari tahap pengambilan foto, aku menuju loket pengambilan formulir pembayaran. Pembayaran dilakukan via bank. Oh iya, paspor baru jadi selama tiga hari ke depan setelah hari pembayaran. Aku langsung ke bank hari itu juga, biar Hari Rabu nanti paspornya bisa kuambil.



Hari Rabu pagi, sekitar pukul delapan aku tiba di kantor imigrasi. Langsung saja aku menuju ke loket pengambilan paspor. Bukti pembayaran dari bank aku letakkan di sebuah wadah yang telah disiapkan petugas. Kemudian dengan duduk manis aku menunggu namaku dipanggil. Tidak perlu mengantri lama, namaku sudah dipanggil bapak-bapak di dalam loket itu. Ia menyerahkan pasporku lalu ia memintaku menuliskan data diri dan nomor paspor serta tanda tangan di sebuah buku. Setelah itu, paspor pun sudah bisa dibawa pulang. Asyik! Aku sudah punya paspor sekarang. Hihii....




Begitulah pengalamanku dalam pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Kelas 1 Palembang. Mudah, bukan? Untuk cara pembuatan paspor di kota lain, tidak begitu berbeda tahapannya. Selamat mencoba, Teman-teman. ^_^

Sunday, 4 December 2016

CERITAKU-SUNSILK HOLIDAY TO DUBAI 2016 (1)

sumber foto: dream.co.id


Impian, bagiku merupakan sebuah napas. Impian membuatku terus bangkit dan berjuang. Salah satu impianku yang hingga saat ini belum tercapai adalah pergi ke Jepang. Banyak alasan yang membuatku ingin sekali menapakkan kaki di Negeri Sakura itu. "Aku berharap suatu saat nanti Jepang akan menjadi perjalanan ke luar negeri pertamaku", seperti itulah impian yang kutuliskan di suatu hari.

Akan tetapi Allah SWT, memiliki rencana lain. Rencana yang tak pernah kuduga sebelumnya. Saat tabunganku belum juga cukup untuk terbang ke Negeri Matahari Terbit tersebut, Allah memberikan rezeki besarnya untukku. Alhamdulillah wa syukurillah. Airmata bahagiaku mengalir dengan sendirinya saat berita bahagia itu kuterima di suatu senja.

Awal mulanya aku tahu info mengenai Sunsilk Holiday to Dubai dari facebook. Aku memutuskan untuk ikut karena itu bukan undian. Jika undian, tentu saja aku sudah menyerah di awal karena untuk hal itu akan sangat kecil sekali kemungkinan untuk menang. Jadi di program itu, peserta cukup  menuliskan impiannya. Nanti dipilih enam orang pemenang dengan tulisan paling kreatif dan inspiratif. Saat itu aku belum langsung mensubmit tulisan karena tanggal deadline-nya masih lama (kebiasaan, hahaa).

Waktu terus berlalu. Aku nyaris saja lupa. Hari itu tanggal 28 September 2016, yang artinya tinggal dua hari lagi untuk mengikuti program sunsilk holiday tersebut. Sore harinya aku membeli sunsilk hijab shampoo dan conditioner di Indomaret, karena aku ingin ikut program itu dengan memakai kode unik. Malamnya, sambil menonton acara AMI Awards 2016, karena ada Jojo Idol Junior (artis idolaku :D) yang masuk menjadi salah satu nominasi di kategori Artis Solo Laki-Laki Anak-anak Terbaik, aku men-submit sebuah tulisan. Dalam hati kuberkata, "Ini iseng saja, hitung-hitung sebagai sebuah usaha." Aku tidak terlalu berharap karena peserta yang ikut banyak sekali. Aku tahu itu karena melihat komentar di facebook sunsilk, yang telah mencapai ribuan orang.

Di suatu siang, saat itu aku masih di kantor dengan rutinitas pekerjaan seperti biasanya, aku mendapat sebuah telepon. Sang penelepon, salah satu tim dari sunsilk, menanyakan apakah benar aku pernah mengikuti program sunsilk holiday to dubai.

Deg! Bisa-bisanya aku melupakan sebuah program berhadiah besar yang aku ikuti. Tadi si penelepon  mengatakan bahwa aku masuk 10 kandidat terpilih, yang nantinya akan diseleksi lagi menjadi enam orang pemenang. Ia juga menanyakan apakah aku memiliki paspor dan siapkah jika berangkat ke Dubai di tanggal yang mereka tentukan. Di sini aku mulai khawatir karena aku belum memiliki paspor. Aku takut faktor itu menjadi salah satu penentu untuk lolos tidaknya menjadi salah satu pemenang. Pengumuman pemenang bisa dilihat keesokan harinya di twitter dan  instagram sunsilk, begitu kalimat terakhir si penelepon. Saat itu aku baru teringat kembali dan segera mengecek tanggal pengumuman pemenang untuk meyakinkanku. Benar saja, pengumuman pemenang sunsilk holiday itu besok.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali aku datang ke kantor imigrasi Kota Palembang untuk mengurus pembuatan paspor. Lagi-lagi dalam hal ini aku tidak terlalu berharap. Jika memang aku jadi salah satu pemenang, pasporku sudah disiapkan. Jika tidak menang, berarti paspor ini langkah awalku untuk persiapan ke Jepang nanti. (Hehe...). Proses pembuatan paspor ternyata tidak ribet, hanya saja kita harus sabar untuk menunggu antrian. Ternyata banyak sekali yang ingin pergi keluar negeri ya. Kantor imigrasi sampai ramai sekali. Oh iya, pengalaman membuat paspor akan kutuliskan terpisah dari tulisan ini. :)

Kebetulan hari itu aku bertugas mengaudit di Palembang, sehingga memudahkanku untuk mengurusi pembuatan paspor. Seandainya saja kalau sedang di Inderalaya, kemungkinan aku akan bolos di hari itu :D . Sekitar pukul 11 siang, urusanku di kantor imigrasi selesai. Paspor jadi tiga hari ke depan. Aku kembali ke tempat kerjaku, dan di sana aku harus menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari teman kerja satu timku, karena kemarin memang aku bercerita tentang hal ini ke mereka. Kalian harus tahu, hari itu dari pagi saat mengantri untuk membuat paspor hingga aku sudah di tempat kerja lagi, aku sudah beberapa kali mengecek akun twitter sunsilk. Ternyata pengumuman belum ada.

Baru sekitar pukul setengah lima sore, saat aku sedang di perjalanan pulang, aku iseng buka instagram sunsilk. Pengumuman pemenang sudah ada. Ya Allah, di tengah kemacetan jalanan Palembang, aku melihat namaku di antara enam orang pemenang yang akan mendapatkan hadiah liburan ke Dubai bersama Laudya Chintya Bella. Beberapa tetes airmata bahagiaku mengalir begitu saja. Alhamdulillah. Terima kasih Ya Allah. ^_^



Inilah artikel tentang masing-masing impian dari enam pemenang Program Sunsilk Holiday to Dubai Tahun 2016.

klik di sini

Cerita selanjutnya (bagian 2) akan kuposting lagi. Ditunggu ya.... :)

Popular Posts