Sunday, 7 January 2018

Ketika Gadis Berusia Matang Belum Menikah, Benarkah Dia Pemilih?

prelo.co.id

Pernikahan, sebuah kata yang mengandung ribuan makna. Sama halnya dengan si saudara kembarnya, cinta. Hampir seluruh manusia di bumi ini menjadikan pernikahan adalah salah satu tujuan hidup yang akan mereka raih dengan penuh perjuangan. Sesuatu yang sangat diidam-idamkan, meski di dalam pernikahan itu sendiri sudah sangat disadari bahwasanya di balik kebahagiaan yang ditawarkan, akan ada rintangan di dalamnya.

Seperti yang telah kita ketahui, seseorang yang telah diberikan Allah sebuah rezeki berupa pernikahan, itu artinya dia telah dipercaya mampu membawa bahtera dalam mengarungi luasnya samudera dengan segala ombak yang kapan saja akan menggoyahkan bahtera tersebut. Lantas, apakah usia seseorang menjadi tolak ukur kapan dia harus menikah? Apakah seorang gadis diwajibkan menikah sebelum usianya melebihi angka 25? Apakah gadis yang belum menikah padahal usianya sudah matang (malah sudah sangat matang), artinya dia terlalu pemilih atau karena menolak ikhwan yang pernah meminangnya?

"Kenapa belum menikah? Kapan menikah? Si A, si B, si C sudah punya anak tiga, kamu kapan nyusul?"

Wahai gadis, jawab saja jika seseorang yang mendampingimu di atas pelaminan nanti sedang diberi pelatihan oleh Allah untuk menjadi nahkoda terhebat bersamamu nanti.

"Jangan terlalu pemilih, kamu mau nantinya tidak terpilih? Si X kurang apa lagi? Jangan menolak ikhwan yang mengajakmu menikah hanya karena dia kurang menarik bagimu! Kamu menunggu jodoh yang tampan, baik, dan kaya? Ah, itu hanya ada di film dan drama Korea. Kalau pun ada, tentu tidak akan memilih kamu."

Wahai gadis, tidak ada yang salah dalam memilih! Kita saja kalau memilih baju bisa menghabiskan waktu yang tak bisa diprediksi, bukan? Kita begitu sadar bahwa baju yang akan kita pakai nanti merupakan sebuah cerminan diri kita, penampilan kita. Tentu kita tak ingin baju itu jahitannya tidak kuat atau ada yang sobek, atau malah tidak pas dengan tubuh kita. Apalagi memilih jodoh yang kita harapkan dapat bersamanya seumur hidup kita.

"Jangan menolak ikhwan yang mengajakmu menikah hanya karena dia kurang menarik bagimu."

Para lelaki, para ikhwan...siapa pun yang pernah menolakmu hanya karena kamu kurang menarik bagi para gadis, mungkin itu hanyalah anggapanmu saja. Percayalah, para gadis memiliki sebuah perasaan yang sulit untuk dipahami oleh kaum lelaki. Menarik tidaknya seorang lelaki, bukan hanya soal tampan, baik, atau pun kaya. Jauh di dalam hati seorang wanita, dia mengharapkan seorang lelaki yang mampu meyakinkannya, bukan sekadar mampu menarik pandangannya.

Kalau pun ada di antara gadis yang menginginkan lelaki tampan, baik, dan kaya, plus agamanya bagus. Apa itu sebuah kesalahan? Jika Allah berkehendak, apapun bisa terjadi. Tidak ada yang salah dengan impian, bukan?

Oh iya, kata siapa sih lelaki seperti itu hanya ada di film Korea? Dan kalau pun ada, dipastikan tidak akan memilih salah satu di antara kita-kita?! Kasih W kasih O kasih W dulu, ah. Mungkinkah yang berpikir dan mengeluarkan pernyataan tersebut memiliki kemampuan menetapkan nasib hidup dan rezeki seseorang?


"Kalau hanya cantik,  laki-laki sekarang mulai berpikir matang.  Cantik tapi agamanya tidak bagus, kerjaannya hanya ke salon dan minta aksesoris. Uang dari mana? Laki-laki akan akan mundur teratur."


Laki-laki sekarang sudah mulai berpikir matang. Ya iyalah, sudah tahun 2018 saja ini. Mau sampai kapan berpikir tidak matang? Laki-laki tidak akan memilih gadis cantik yang agamanya tidak bagus, bukan? Selamat ya! Semoga istiqomah.

"Kalau gadis cantik dan baik agamanya, pasti sudah jadi gula di antara semut lah. Jadi rebutan sana-sini. Tahu-tahu sudah menikah dan punya anak."

Wahai gadis, tegarkan hatimu! Jika kamu gadis cantik dan beragama baik, tapi kamu belum jadi gula di antara semut, berarti semut-semut itu sedang khilaf. Mata hatinya tertutup karena masih ingin mencari gula yang lebih manis. Mungkin saja 'kan? Atau si semut sedang dalam keadaan tidak percaya diri? Bagaimana mau jadi raja semut, bagaimana mau jadi pemimpin?

Tidak banyak yang memang mengerti isi hati dan pikiranmu, Wahai para gadis. Tidak banyak yang bersedia memberi ruang untukmu. Memang yang nampak dari luar, terkadang diakui oleh orang-orang yang sok tahu sebagai sebuah kenyataan. Akan tetapi apakah orang-orang tersebut menawarkanmu solusi?

Oh iya,  wanita-wanita cantik yang mengatakan "kok dapatnya gitu?" ketika melihat gadis cantik yang mendapat lelaki tidak tampan, ini yang dinamakan setiap wanita-setiap gadis tidak memiliki perasaan dan pikiran yang sama. Ini yang disebut sesuatu yang sulit dipahami. Bisa jadi seorang lelaki mungkin juga berpikir hal yang sama. Ketika ditolak oleh seorang gadis dan akhirnya gadis tersebut memilih lelaki yang ketampanannya masih di bawahnya, apakah tidak bertanya-tanya juga, "kok dapatnya gitu?" Atau ketika lelaki tampan melihat seorang lelaki tampan lainnya yang memiliki seorang istri yang tidak cantik, apakah tidak bertanya dalam hati, "kok dapatnya gitu?" Semuanya rahasia Allah, sama halnya dengan rahasia sebuah waktu yang tepat untuk seseorang mendapatkan jodohnya.

Gadis yang belum menikah, mengejar pendidikan, bekerja keras, menyibukkan diri dengan segudang aktivitas, tidak semuanya hanya karena untuk menghibur diri belum dipertemukan dengan sang jodoh. Kebanyakan seorang gadis memang memiliki keinginan sekuat baja ketika memiliki sebuah impian dan cita-cita yang harus dicapainya selagi ia masih sendiri. Rata-rata para gadis dan wanita lebih memikirkan kebahagiaan orang dan keluarga yang disayanginya dibandingkan kebahagiaannya sendiri. Kalian, kaum lelaki akan mengerti ini setelah hidup lama bersama istri kalian. In syaa Allah....

Para gadis paham tentang pernikahan yang membutuhkan proses panjang. Persiapan yang tidak seinstan mie instan. Memulai sedini mungkin, sudah dilakukan para gadis. Mungkin kalau berkaitan dengan persiapan, gadis-gadis inilah yang sudah lebih bersiap-siap. Contoh saja, dalam seminar pranikah, parenting, dan sebagainya, peserta wanita lebih ramai. Belum lagi buku-buku tebal pernikahan yang dibacanya, berbagai jenis resep masakan yang dicobanya. Akan tetapi apalah daya, jodoh belum bertamu. Nah, tolong jangan doakan si gadis dengan doa: "Bisa jadi suatu saat nanti si gadis akan dipermainkan lelaki karena tahu si gadis sedang panik tidak cepat dapat jodoh." :)

"Kalau laki-laki boleh S2 dulu, wanita nikah dulu baru S2? Laki-laki akan lebih laku setelah S2, kalau wanita S2 justru laki-laki lebih berpikir panjang untuk mendekatinya,  karena gengsi tidak mau di bawah naungan istri."

Ah, sebenarnya pernyataan semacam ini tidak sedikit yang membuat para gadis merasa sedih. Jika telah ada kesempatan untuk berpendidikan lebih tinggi yang akan dijadikannya sebagai salah satu jalannya meraih cita-cita, kenapa harus dilupakan? Kesempatan jarang datang untuk ke dua kalinya. Percayalah, seorang gadis yang telah menggapai apa yang diimpikannya, ketika dia berumah tangga maka akan lebih fokus menjalani kehidupan barunya. Wahai lelaki, jangan pernah sungkan mendekati para gadis S2 ya.

Para gadis, sebaiknya jangan menunda niat untuk mencari jodoh. Sembari mengejar impian, cita-cita, kesuksesan, pencarian jodoh juga tetap berjalan. Akan tetapi juga jangan terburu-buru yang akan menghasilkan sebuah penyesalan di kemudian hari. Sebab pernikahan bukanlah lomba cepat-cepatan, namun sebuah lomba untuk menjadi pemenang yang layak menghuni surga.

Selamat mencari jodoh dan bersanding dengannya di pelaminan. Selamat mengarungi samudera rumah tangga. Selamat menggendong anak-anak lucu dan menggemaskan. Selamat beribadah untuk menuju jannah-Nya.

Tulisan ini bukan bermaksud menyinggung seseorang atau sekelompok orang, atau siapa pun. Bukan pula bermaksud dengan sengaja melakukan perlawanan atau sejenisnya. Tulisan ini murni hanya sebuah pemikiran saya pribadi, tidak dalam paksaan atau di bawah tekanan pihak lain. Tak lain hanya bertujuan untuk memberikan pandangan berbeda terhadap sebuah tulisan yang berjudul "Laki-laki S2 Dulu, Gadis Nikah Dulu".

Semoga kita semua selalu dapat menilai dalam berbagai jenis sudut pandang dan semoga  Allah selalu melindungi kita dan memperlancar urusan kita menuju kebaikan.

Aamiin ya Robbal aalamiin.



Palembang, 07 Januari 2017



(Murni Oktarina)



2 comments:

Popular Posts