Saturday, 7 September 2019

ANANTA - BAB 2



~BAB 2~


“Ra, Pak Antoni minta lo ke ruangannya sekarang.” ujar Edho kepadaku.

Jemariku berhenti menekan tombol laptopku. “Eh kenapa ya?”

“Tadi gue dengar ada tugas baru. Siap-siap aja, bisa jadi lo terpilih masuk dalam tim.”
“Oke. Makasih, Dho.”

Edho mengangguk dan membawa langkahnya keluar ruangan. Aku segera beranjak menuju ruangan atasanku.

 “Tugas kali ini hanya dikerjakan oleh dua tim yang sengaja saya pilih. Saya menganggap nama-nama ini adalah orang-orang terbaik yang saya harap dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu.”

“Siap, Pak.” Aku menanggapi kata-kata Pak Antoni dengan semangat.

Pak Antoni tersenyum lalu ia melanjutkan ucapannya, “Awalnya saya memasukkan namamu di Tim 1 yang diketuai Faiz. Tapi tadi Faiz meminta namamu diganti dengan Alisha. Kamu tidak ada masalah dengan Faiz?”

Kulihat wajah atasanku itu seperti tengah penasaran.

Aku menggeleng. “Tidak ada, Pak.”

“Baiklah. Tolong berikan surat tugas Tim 1 ke Faiz. Untuk surat tugas Tim 2, simpan saja dulu karena Rusdi hari ini izin ke saya tidak masuk kerja.”

Beberapa saat kemudian aku keluar dari ruangan Pak Antoni dengan  tak bersemangat. Saat sampai di meja kerjaku, kuamati dua lembar kertas berisi surat perintah tugas yang kupegang saat ini. Sebenarnya aku bersyukur bisa terpilih, tapi lagi-lagi harapan untuk bisa satu tim dengan Faiz masih tetap menjadi harapan. Tuhan, kenapa Engkau belum memberikan kesempatan yang telah lama kunanti?

Dan tadi, kenapa Faiz meminta namaku diganti? Hatiku terasa pedih setelah tahu kenyataan ini. Ternyata bukan hanya tak mau menegurku, tapi Faiz juga tidak bersedia satu tim denganku. Kuambil tisu dengan cepat karena kurasakan ujung mataku mulai panas dan berair.

Meja sebelah kananku masih kosong. Faiz belum kembali. Biasanya tak selama ini dia mengerjakan shalat dhuha. Apa aku letakkan saja surat perintah tugas ini di mejanya ya? Aku menimbang-nimbang, bingung karena aku harus berkata seperti apa saat memberikan surat ini dengannya.

Akhirnya memang kuletakkan saja surat berisi nama Faiz, Alisha, dan tiga nama lainnya tersebut. Aku mau ke ruangan sebelah untuk menemui Indri karena ada hal yang ingin kudiskusikan dengan rekan kerja yang paling dekat denganku itu.

3 comments:

Popular Posts