My Quotes




















_________________________________________________________________________

MELODI HATI YANG BUKAN ILUSI


Lukiskan siluet cinta di hatimu!
Penuh… sepenuh cinta yang kaumiliki.
Susunlah mozaik sayang di jiwamu!
Hingga menyatu bersama cinta itu.

_________________________________________________________________________

Sebagai manusia, tiada yang mampu kita genggam untuk selamanya. Namun kita masih memiliki waktu. Waktu yang menciptakan kesempatan untuk kita. Menggubah kidung kasih dengan untaian nada cinta..
Kita sangat tahu, tiada mungkin memeluk sebuah hal untuk selamanya. Kita pun tahu, jika sang keabadian hanyalah sebuah ilusi yang akan memakan perlahan waktu, bila kita hanya menatap tanpa mengepakkan sayap.
Inginkah kau jika kisah ini menjadi bukan sebuah ilusi yang abadi?
Yang akan kaugenggam dengan tanganmu untuk selamanya. Yang akan kaudekap sampai kaulelah. Yang akan kauhujami dengan jutaan kalimat cinta. Yang akan kausentuh dengan hatimu hingga keletihan membayangi hitam dalam pekatnya malam..
Kasih… sesungguhnya aku hanya ingin seperti ini. Tanpa lelah untuk melangkah menggapai impian kita. Tanpa bisikan-bisikan keegoisan yang melapisi telinga. Tanpa sajian penglihatan yang menghitamkan mata. Tanpa pemikiran yang hanya akan membunuh benih bahagia yang tengah kita tuai di ladang masa depan.
Cukup hanya sebuah keyakinan! Jangan lagi kaukatakan ini hanyalah ilusi!
Mengapa?
Itu hanya akan menghambat bahkan mengecilkan sebuah cinta yang telah tumbuh. Tentu kita tak ingin melenyapkannya. Jadi untuk sementara waktu, tetaplah kau dengan impianmu. Aku pun dengan impianku. Biarkanlah cinta akan menyatukan kita pada suatu saat nanti. Dan aku telah meyakini bila impian kita akan berjumpa di persimpangan jalan, saat kita sama-sama kelelahan atau kita sama-sama telah mampu mengepakkan sayap dan bercahaya..
Karena satu cinta, hanya untuk satu hati. Dan cinta bukanlah sebuah ilusi. Sekali pun masih semu, selama bulan masih menerangi malam dan masih ada pelangi setelah hujan, kesemuan itu perlahan akan menjadi nyata. Tinggal bagaimana sebuah kekuatan dapat kita gubah demi kesanggupan untuk bertahan..

______________________________________________________________

Dan sampai di batas waktu ini, kumohon kau akan memahami sikap yang mungkin adalah keegoisan seperti yang pernah kaukatakan. Namun sesungguhnya sikap itu hanyalah sebuah kekuatanku untuk bertahan. Seperti kau yang tetap pada sikapmu, yang kuyakini juga sebagai kekuatanmu untuk bertahan..

“Aku mencintaimu… selama waktu mencintai kehidupannya.”
___________________________________________________________________________


SELARIK KATA BERKIDUNG KASIH

Ibuku tercinta…
Dalam naungan kasih dan sayangmu, aku menatap dunia. Tiada nada indah yang mampu kuberikan untuk menggantikan kidung cinta yang kaulantunkan untukku. Meski dirimu tak tahu setiap helaan napasku akankah melahirkan kebanggaan untukmu, dengan segenap hidupmu selalu kauberikan yang terbaik untuk diriku. Kasihmu tak sebening embun pagi. Sayangmu tak seindah permata yang berkilauan. Cintamu tak seluas Samudera Pasifik yang membentang,   Ibu, karena kasih, sayang dan cintamu melebihi semuanya itu. Kau laksana matahari yang memberikan sinar bahagia untukku. Aku adalah benda langit yang mengelilingimu. Aku tak ingin menjadi Sedna yang jauh darimu. Aku ingin menjadi Merkurius yang paling dekat dengamu dan setiap saat dapat merasakan kehangatanmu.
Ibuku tersayang…
Dalam dekapan hangatmu, selalu kauceritakan bagaimana aku harus menghadapi hidup yang terkadang ramah namun tak jarang jua dapat menimbulkan kenistaan. Dengan wajah lugu tak mengerti, selalu aku bertanya berulang-ulang padamu. Lewat senyum indah penuh kesabaran, perlahan kau tuntun setiap jengkal langkahku yang tertatih menuju titik cerah yang membuatku mulai paham akan tutur nasihatmu. Pernah suatu ketika, tanpa sengaja diriku melihat bulir bening membasahi kedua pipimu kala malam nan sepi saat semua telah bermimpi. Kau memelukku, menenangkanku, lalu berkata bahwa semua baik-baik saja, tidak ada apa-apa denganmu. Aku sungguh tak tahu jikalau kala itu kau tengah menahan pedih karena sakit yang sedang menghampirimu. Begitu pandainya kau menyembunyikan penderitaanmu, ibu. Hingga aku tak pernah tahu jika dirimu sedang menahan bebanmu sendirian. Sedangkan ketika anakmu ini dilanda sakit, siang malam kauterjaga melindungiku dan tak pernah lepas memanjatkan doa demi kesembuhanku. Ibu, izinkan aku dan beri kesempatan untukku agar dapat menyayangimu sebagaimana kausayang padaku.
Ibuku terkasih…
Surat ini, selarik kata berkidung kasih, hanya kupersembahkan untukmu. Seseorang yang selalu berada di relung hati terdalam, seseorang yang memiliki tempat terindah di hati. Kaulah ibuku, orang yang paling kucintai, kusayangi dan kukasihi sepanjang masa. Pengorbanan yang kauberi untukku, tak akan kusia-siakan. Yakin dan percayalah, ibu. Janjiku padamu akan membuat ribuan bongkah bernamakan bahagia. Suatu saat akan kuberikan padamu, buah hasil kerja kerasmu mendidikku beserta pita-pita cinta lengkap dengan helai-helai prestasi yang dapat membuatmu bangga memiliki anak sepertiku. Semoga kita dapat saling mencintai, menyayangi dan mengasihi selamanya. Semoga Allah akan mempertemukan kita kembali ketika raga kita akan terpisah di dunia. Aku mencintai, menyayangi dan mengasihi ibu selama-lamanya. Terima kasih, ibu.

{Peluk dan cium dari anakmu….}
_______________________________________________________________________________

PELAJARAN DARI EMBUN, SI BENING NAN INDAH

Dia… hanyalah noktah bening. Tergeletak pasrah di atas lembaran hijau di pagi hari. Bentuknya membulat indah namun terlihat rapuh.
Dia… hanyalah sesuatu yang sering terlewat oleh pandangan kita. Kala kita membuka jendela dan menikmati mentari pagi. Bahkan dia sering terlupakan karena banyak hal indah di dunia ini.
Tapi tidak untukku. Bagiku, dia adalah sesuatu yang indah, noktah yang berkilau dan suci. Dari dia, aku mengerti apa itu arti ketegaran dan kepercayaan diri.
***
Di suatu fajar, kala matahari mulai menyapa bumi, dengan sengaja aku menghampiri dia yang tengah duduk di atas dedaunan pohon pisang di belakang rumahku. Dengan perlahan aku pun menyentuhnya. Entah darimana keberanian itu sehingga jemariku hendak membelainya. Tapi apa yang terjadi, sungguh di luar dugaanku. Belum sempat membelainya, seketika dia terpecah. Padahal aku hanya menyentuh lembut ujung kemilaunya yang berpendar . Dia menetes jatuh ke tanah yang agak kering dengan perlahan. Dan kini yang tertinggal hanyalah jejak-jejak basahnya di atas daun pisang yang cukup lebar.
Beberapa saat lamanya aku mematung, memandangi dia yang kini telah tiada. Sungguh aku amat menyesal. Seandainya saja tak kusentuh dia tadi, tentu dia masih bisa bercanda bersama sang daun. Tentu sekarang aku masih dapat menikmati beningnya. Dan tentu aku bisa merasakan kesejukannya  saat berlama-lama menatapnya. Seperti yang kulakukan di setiap fajar, mengamatinya saja tanpa berani menyentuhnya.
Lirih kukatakan pada sisa-sisa basah si dia yang masih nampak cukup jelas di atas dedaunan pisang yang hanya terdiam membisu tanpa bergerak, “Maafkan aku, embun pagi!” Perlahan setetes air hangat keluar dari pelupuk mataku.
Tiba-tiba aku mendengar jejak-jejak basah di dedaunan itu mengatakan sesuatu.
“Wahai manusia, wanita yang lembut hatinya. Tak perlu kautangisi kepergianku. Aku terpecah bukan berarti aku tak bisa kembali. Cobalah esok pagi datang kembali melihatku. Dan kau akan menemukanku kembali berada di dedaunan ini. Sama seperti hari-hari sebelumnya yang pernah kaulewati. Selama bumi ini masih berputar, selama dunia ini masih ada, tentu aku pun akan selalu terlahir di pagi hari untuk menyejukkan seisi dunia. Aku akan tetap tegar sekalipun aku begitu rapuh. Aku juga percaya, kerapuhanku ini bukanlah penghalang bagiku untuk memberikan kesejukan. Ya, aku akan selalu ada. Menanti senyuman lembutmu ketika memandangiku dengan mata yang berbinar. Kamu mengerti, bukan? Jika iya, perlahan jadilah seperti aku, sang embun pagi yang bening dan suci. Sang embun pagi yang menebar kesejukan. Dan sang embun pagi yang rapuh namun tetap tegar dan selalu percaya diri. Kamu bisa, ‘kan?”
Aku terpana. Dan seketika suasana menjadi sunyi. Kuamati daun pisang di hadapanku. Sekarang jejak-jejak basah itu benar-benar telah mongering. Si dia, sang embun pagi telah tiada. Tapi aku yakin besok pagi dia akan kembali dan akan kutemui dia bersama senyuman manisku.
Dengan wajah berseri, kutinggalkan pohon pisang tempat pertemuanku dengan sang embun. Sambil melangkahkan kaki menuju rumah, di dalam hati aku berjanji akan melakukan apa yang dikatakan jejak-jejak basah sang embun. Ya, aku akan menjadi setegar embun pagi meski kerapuhan tetap ada di dalam diriku.
Aku juga akan selalu percaya diri bahwa aku pasti bisa. Bisa mewujudkan impian dan harapanku. Semangat! ^_^

_________________________________________________________________________________

Cinta Laksana Daun dan Pohonnya
“Cinta itu laksana daun dan pohonnya!”
Mengapa?
_________________________
Aku mau bertanya sebelumnya. Apakah yang menyebabkan daun-daun pada sebuah pohon bisa lepas dan meninggalkan pohonnya?
Karena diterpa angin atau karena pohon itu sudah tak mau lagi menggenggam sang daun?
 _________________________
Coba kita uraikan satu persatu.
Pertama, karena diterpa angin. Apakah mungkin, daun-daun yang masih hijau dan muda, bisa berjatuhan hanya karena diterpa angin? Sedangkan kita tahu daun yang masih hijau dan muda, tentu masih sangat kuat melekat pada ranting-ranting pohon. Jadi alasan pertama ditolak.
Selanjutnya, karena pohon sudah tak mau lagi menggenggamnya. Coba kita mengiingat kembali  pelajaran IPA kelas III SD.  Di sana dijelaskan jika  daun adalah organ terpenting dari sebuah pohon. Kok bisa? Iya, karena daun berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Hanya daun yang mampu menangkap energi dari cahaya matahari. Tidak hanya itu, daun pun berfungsi sebagai organ pernapasan. Dari penjelasan ini, apakah mungkin sang pohon tak mau menggenggam lagi daunnya padahal  daunlah yang menjadi sumber kehidupannya? Jadi alasan ini pun juga tidak bisa diterima.
_________________________
Daun tak pernah menyalahkan  angin yang menerpanya, dan sang pohon pun bukan tak mau lagi menggenggam sang daun. Daun yang berguguran dan meninggalkan pohonnya itu disebabkan karena ia mengerti  jika sudah tiba waktunya di mana ia harus pergi dan digantikan oleh daun-daun yang baru.
_________________________
Apakah sudah mengerti?
Jika iya, sekarang kita kaitkan tentang daun dan pohonnya dengan sebuah cinta.
Betapa indahnya jika sebuah cinta laksana daun yang setia pada pohonnya. Dengan rela memberi kehidupan pada sang pohon meski sebenarnya sang daun mengetahui jika suatu saat nanti ia harus pergi meninggalkan pohonnya. Cinta pun harus seperti itu. Rela memberi bahagia meski terkadang harus berkorban demi kebahagiaan yang diberikan tersebut tanpa mengharapkan balasan. Betapa sucinya sebuah cinta yang setia, penuh pengertian dan mau mengalah demi kebahagiaan cintanya.
Masih sangat jarang apabila sebuah cinta mampu berbuat seperti daun yang rela melepaskan pohonnya. Hanya karena ia tahu ada yang lebih baik darinya, yang mampu memberikan kehidupan yang lebih lama pada pohonnya.  Dan cinta yang sesungguhnya seperti itu, rela meninggalkan cintanya dan berbesar jiwa untuk mengalah demi sang cinta dapat meraih kebahagiaan yang tak mampu dia berikan lagi.
_________________________
Apakah kamu sudah memiliki cinta seperti itu?

____________________________________________________________________________________________________________________________



Wanita solehah….
Adanya laksana oase di tengah gurun pasir. Penyejuk di kala kegersangan hati yang tengah menyerang. Hadirnya sebagai penyembuh luka yang menganga, membasuhnya dengan airmata keimanan, dan melapisinya dengan perban ketakwaan.
Wanita solehah….
Bersinar di tengah kegelapan malam. Bahkan akan menjadi bintang di tengah hujan. Dengan suaranya yang lembut, ia mampu tenangkan kemarahan. Dengan tutur kata halus, ia mampu hapuskan keresahan.
Wanita solehah….
Ia akan tersenyum saat hatinya menangis.  Hanya kepada Sang Pemilik Hati, ia pasrahkan sukma. Ia menguatkan diri dengan lantunan ayat suci. Ia menyeka airmata dengan air wudhu. Ia bersimpuh di atas sajadah, mencurahkan segala suka dan duka kepada Rabb-nya.
Dan wanita solehah….

Adalah ia yang akan selalu sabar menanti datangnya cinta. Cinta yang mampu membuat dirinya makin mencintai Sang Pemilik Jiwa. Cinta yang tak akan membuatnya membagi cinta pada Rabb-nya. Cinta yang dapat mengantarkan ia dan cintanya menjadi penghuni surga nan abadi.


__________________________________________________________________________

Tersenyumlah wahai hati yang sendu. ^_^
Wajah cantikmu tak layak bermuram durja.
__________________________
Tataplah mentari yang akan memberikanmu kehangatan senyuman.
Resapilah sejuknya bayu yang menerpa kulitmu.
Dengarkanlah nyanyian riak air yang girang-gemirang.
Sentuhlah lembutnya dedaunan yang menari untukmu.
Dan bawalah pikiran juga hatimu ke dalam lembah kebahagiaan.

__________________________
Engkau layak mendapatkannya.
Kenapa?
Ya, karena kau sangat berharga, wahai wanita! ^_^



____________________________________________________________________________________________________________________________________________




Saat kesabaran perlahan mulai mengikis dan menipis sampai sudah benar-benar habis, jangan sampai tergantikan oleh sebongkah emosi dan lembaran amarah tetapi gantilah ia dengan sebuah  kesabaran yang baru. Jikalau berhasil menumbuhkan kesabaran baru tersebut maka kau akan jadi pemenang untuk hatimu.

Ketika kamu merasa dunia memusuhimu. Maka ingatlah, bahwa ada tiga hal dalam dirimu yang tak akan memusuhimu. Semangat, Kebesaran Hati dan Keteguhan Jiwa. Mereka akan membuat dunia menyadari bahwa kamu sangat berharga. Asalkan kamu dapat memelihara dan memupuk pertumbuhannya setiap saat.

Jangan sukar untuk memaafkan kesalahan orang lain, sekali pun itu memang tak mudah. Ingatlah, hal kebaikan yang kita lakukan suatu saat akan mendapatkan balasan yang setimpal bahkan akan mendapatkan kelebihan yang tidak terduga.

Orang hebat adalah orang yang mampu menahan dan mengendalikan keinginannya serta tidak memaksakan keinginannya tersebut untuk terlaksana. Hingga suatu saat dengan kebesaran jiwa, ia rela melepaskan keinginan itu demi kebaikan orang lain dan tetap sabar sampai keinginan itu benar-benar memihak padanya. Tetap menunggu hingga keinginan itu akan membukakan pintu kesempatan bagi orang-orang hebat untuk merasakan keinginan yang telah lama diimpikan.

Untuk bertemu dengan suatu kesuksesan, mau tak mau harus berjumpa dengan yang namanya kegagalan. Jika dapat bersikap baik dan memperlakukan kegagalan itu dengan sebenar-benarnya, maka sang kegagalan akan mengizinkan kita untuk bertemu dan tinggal selamanya dengan sang kesuksesan.

 Jika apa yang kita inginkan tak pernah kita dapatkan. Yakinlah bahwa, bukan berarti ALLAH tak sayang kepada kita. Namun, Dia lebih tahu apa yang terbaik buat kita sehingga Dia memberikan sesuatu yang mungkin tak pernah kita inginkan, akan tetapi sesuatu itu ternyata kita butuhkan, walau bukan untuk saat ini tapi nanti.

Jika kamu gagal dan memutuskan untuk berhenti saat ini juga maka yang akan kamu dapatkan hanyalah kegagalan itu. Namun jika kamu memutuskan untuk terus berjuang meski harus berkali-kali mengalami kegagalan, maka kamu masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan kesuksesan yang kamu impikan. Kesempatan itu akan memihak padamu dan pada saatnya kesuksesan dengan sendirinya akan menghampirimu. Percaya itu.

 Seiring berjalannya waktu menuju kedewasaan diri dan pikiran, ada banyak hal yang kita dapatkan. Saat harus bersikap diam dan mengendalikan diri yang terasa begitu berat. Saat harus berani mengambil pilihan dan merasakan dilema. Saat harus dapat merelakan perpisahan dan menghadapi pertemuan. Saat harus menitikkan air mata, menyunggingkan senyuman dan tertawa lepas. Saat dunia terasa memusuhi diri kita. Begitu pun saat merasakan cinta dan kebencian. Semua yang terjadi dan kita alami dalam proses kehidupan ini, yakinlah bahwa semua itu adalah pelajaran bagi diri kita dan merupakan hal yang terbaik buat kita.

 Persaingan, kegagalan, kesedihan, kemunduran dan perpisahan, semuanya mungkin dapat mengecilkan hati. Namun, tanpa hal itu tak akan ada yang namanya kebanggaan, kemenangan, kebahagiaan, kemajuan dan pertemuan yang dapat membesarkan hati. Semua ada kalanya harus singgah, harus berganti. Roda kehidupan akan terus berputar dan mau tak mau setiap insan pernah merasakannya. Terpenting, tetap lakukan yang terbaik, jangan berputus asa dan selalu berpikir positif. Kita pasti bisa! 

Rasa cinta itu ada pada diri setiap insan. Tak pernah berniat memilih, tak pula berniat untuk memaksa. Tulus terlahir dari relung hati yang terdalam, membentuk helai demi helai lembaran rasa yang luar biasa. Tatkala cinta itu menghampirimu, maka bersyukurlah. Coba lihat dan pandang dia. Coba dalami dan bukalah sedikit hatimu untuk memberi kesempatan padanya. Mungkin saja waktu untuknya tak cukup untuk pembuktian rasa indahnya padamu.

KKetika aku merasa lemah oleh suatu masalah dan cobaan, aku akan berusaha untuk bangkit. Karena Allah tidak mungkin memberikan masalah dan cobaan melebihi batas kemampuanku. Dan aku akan melawan kelemahan itu menggunakan kekuatan. Karena aku yakin, aku lebih kuat dari yang terlihat!


No comments:

Post a Comment

Popular Posts